
Pelaksanaan Haji 2025 Berbasis AI: Revolusi Digital untuk Solusi Crowd Management dan Monitoring Real-Time
Riyadh - Oleh: Aji Teguh, S.T., M.Sc*.
Pelaksanaan ibadah Haji setiap tahunnya memiliki tantangan yang luar biasa besar, karena melibatkan jutaan jamaah dari seluruh penjuru dunia yang berkumpul di lokasi yang terbatas dalam waktu yang bersamaan. Mengelola kerumunan sebesar ini sambil memastikan keamanan dan kenyamanan setiap individu membutuhkan pendekatan yang inovatif. Menjawab tantangan ini, negara Arab Saudi pada Haji tahun 2025 secara signifikan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI), teknologi biometrik, dan layanan digital untuk menjadikan ibadah suci ini menjadi lebih aman, nyaman, dan lancar [1]. Langkah ini sejalan dengan Visi 2030 Kerajaan Arab Saudi yang menempatkan transformasi digital dan pertumbuhan ekonomi sebagai prioritas yang utama [1].
Manajemen Kerumunan Cerdas dengan Bantuan AI
Salah satu area paling krusial adalah dimana AI dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam Crowd Management (manajemen kerumunan). Sistem kontrol kerumunan berbasis AI telah berhasil diterapkan melalui kerja sama antara Arab Saudi dan Aramco Digital, didukung juga beberapa entitas termasuk High Commission for Industrial Security, Saudi Water Authority, dan Saudi Railways Co. [1, 2]. Teknologi ini memanfaatkan analisis data real-time dari berbagai sumber di lapangan untuk me-monitoring pergerakan lebih dari 1.6 juta jamaah dengan mengidentifikasi area dengan kepadatan tinggi, serta memungkinkan respon cepat untuk mencegah situasi yang berpotensi adanya bahaya.
Inti dari solusi Crowd Management ini adalah dibangunnya platform Baseer, yang dikembangkan oleh Saudi Data and Artificial Intelligence Authority (SDAIA) bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri [3, 1]. Menggunakan teknologi Computer Vision dan Machine Learning, platform Baseer melacak serta menganalisis pergerakan jutaan jamaah setiap hari di area Masjidil Haram. Data dan nformasi yang diperoleh dari analisis ini membantu pihak berwenang memprediksi lonjakan kerumunan (overcrowding) dan mencegah dari kemacetan kerumunan jamaah, memastikan pergerakan yang lancar di berbagai area prosesi Haji [3, 1].
Pemantauan dan Keamanan Tingkat Lanjut
Aspek penting lainnya dari implementasi AI dalam monitoring dan security. SDAIA telah men-support sistem Haji dengan kamera jarak jauh yang dilengkapi teknologi Computer Vision yang dikombinasikan dengan Machine Learning [4]. Smart Camera ini memungkinkan pihak berwenang untuk melakukan tugas mereka secara lebih efisien, menyediakan cakupan komprehensif dan monitor secara real-time di lokasi-lokasi vital Haji, terutama di tempat-tempat suci seperti Mina dan Arafat [4]. Dengan kemampuan mencakup area luas hingga beberapa kilometer, kamera ini dengan efektif dapat memantau baik individu ataupun kendaraan, serta dapat mendeteksi berbagai pelanggaran yang dilakukan jamaah serta memungkinkan respon secara cepat dan membantu dalam pengambilan keputusan [4].
Platform Baseer juga memainkan peran yang vital dalam sisi keamanan dengan membantu pihak berwenang menemukan individu yang hilang, baik dewasa maupun anak-anak, secara cepat dapat membimbing keluarga mereka, dan mengurangi waktu pencarian dengan signifikan [3]. Sistem monitoring yang beroperasi 24 jam penuh oleh SDAIA, didukung oleh data analytics juga memastikan pelayanan kesehatan yang baik serta penyelesaian masalah yang cepat [1].
Inovasi Digital Pendukung untuk Pengalaman Jamaah
Selain Crowd Management dan Security, berbagai inovasi digital lainnya telah diterapkan untuk meningkatkan pengalaman jamaah Haji. Smart Enrichment Assistant, yang dikembangkan oleh Agency for Religious Affairs di Masjid Nabawi, menyediakan real-time sharing mengenai waktu sholat, jadwal imam, dan lokasi kegiatan keagamaan dalam berbagai bahasa [1]. Platform Digital Mutawwif, yang dibuat oleh General Authority for the Care of the Grand Mosque and the Prophet’s Mosque, berfungsi sebagai pendamping digital untuk jamaah Haji ataupun Umrah, mencakup alat navigasi untuk tawaf dan sa'i, perpustakaan doa audio-visual, dan penghitung ritual [1].
Selain itu, di implementasikan pula Inisiatif Makkah Route, layanan imigrasi jalur cepat yang didukung teknologi biometrik dan AI, beroperasi di 11 bandara internasional di tujuh negara, memungkinkan jamaah menyelesaikan pemeriksaan visa, bea cukai, dan kesehatan sebelum keberangkatan, mengurangi kemacetan arus jamaah saat kedatangan [1]. Sentuhan yang lebih personal diberikan oleh robot Manarah 2, yaitu robot multibahasa yang dilengkapi Smart Touch Screen (layar sentuh pintar), yang menyediakan informasi dan panduan real-time kepada jamaah ke dalam 35 bahasa [5].
Peran Infrastruktur IT dan Telekomunikasi
Keberhasilan implementasi teknologi ini sangat bergantung pada infrastruktur digital yang kuat. Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Arab Saudi telah menekankan peran penting infrastruktur digital yang canggih dan upaya kolaboratif dengan penyedia berbagai layanan telekomunikasi dalam melayani jamaah, selain itu juga untuk memastikan pelayanan kesehatan, keselamatan, dan keamanan Jamaah Haji [2]. Regulator TIK di Arab Saudi, Communications, Space and Technology Commission (CST), berkomitmen memanfaatkan semua kemampuannya untuk memfasilitasi layanan komunikasi dan IT berkualitas tinggi bagi jamaah Haji [2].
Selain itu, adanya penggunaan alat terjemahan berbasis AI memungkinkan khutbah saat wukuf di Arafah dapat diterjemahkan secara langsung ke dalam 35 bahasa, memungkinkan jutaan orang di seluruh dunia dan setiap jamaah di lapangan untuk mendengar pesan khutbah ke dalam bahasa mereka sendiri [5].
Era Baru Pelaksanaan Haji Berbasis Teknologi – Referensi Bagi Indonesia
Pelaksanaan Haji 2025 menandai era baru dalam pengelolaan acara berskala besar, menunjukkan bagaimana integrasi AI dan teknologi digital dapat secara fundamental membantu pelaksanaan spiritual jutaan orang. Dengan memanfaatkan AI untuk crowd management, security monitoring, dan peningkatan layanan bagi jamaah, Arab Saudi tidak hanya memastikan pelaksanaan ibadah yang lebih aman, nyaman dan efisien, tetapi juga menetapkan standar global untuk bagaimana transformasi digital dapat melayani prosesi ibadah Ummat [1]. Keberhasilan ini menjadi model inspiratif bagi yang sangat baik bagi negara-negara lain, termasuk negara Indonesia, untuk mengelola pertemuan Ummat Islam dalam skala besar, membuktikan bahwa inovasi teknologi dapat berjalan seiring dengan pelestarian nilai-nilai spiritual dan budaya.
*Penulis adalah Praktisi IT/AI asal WNI yang bekerja di Arab Saudi
Referensi
- https://www.arabnews.com/node/2603554/saudi-arabia
- https://www.cst.gov.sa/en/N2025060801
- https://www.spa.gov.sa/en/N2336653
- https://www.spa.gov.sa/en/N2336038
- https://www.livemint.com/news/india/hajj-2025-begins-how-saudi-arabia-harnesses-ai-to-unite-2-million-pilgrims-with-35-languages-mecca-medina-eid-al-adha-11749049647493.html
Author : Aji Teguh
12-06-2025 13:43 WAS