SERIAL PMI (Jilid-2): Keseruan Persiapan IMD2024
Riyadh - Geladi yang semula dijadwalkan pada pukul 10.30 pagi, tepat setelah acara sosialisasi ketenagakerjaan selesai, harus mengalami penundaan akibat kendala teknis yang sulit diantisipasi. Kedatangan otoritas daerah Suwedy (setingkat lurah di Indonesia) turut menambah tantangan waktu, mengingat proses penyambutan, pertemuan dan berbicara di akhir acara sosialisasi berlangsung hingga mendekati waktu persiapan shalat Jumat.
Kehadiran otoritas daerah Suwedy pada acara ini sebenarnya bertujuan untuk bersilaturahmi. “I’m coming just to say hi,” ujarnya singkat. Namun, kedatangannya tidak hanya sekadar simbolis. Kehadirannya menjadi wujud dukungan moral sekaligus memperkuat hubungan antara pemerintah setempat dan panitia penyelenggara. Terdapat pula sentimen pribadi yang melatarbelakangi kunjungannya, karena ia pernah beberapa kali mengunjungi Indonesia, meninggalkan kesan mendalam yang ia kenang dengan penuh hangat.
Sayangnya, waktu yang tersita ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk geladi kotor, yang berfungsi sebagai simulasi teknis dan pemetaan tahapan kegiatan untuk setiap divisi. Geladi ini bertujuan agar seluruh tim panitia IMD, mulai dari koordinator hingga anggotanya, memahami secara mendalam tugas dan fungsi masing-masing. Harapannya, orkestrasi besar IMD nantinya dapat berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.
Dalam sebuah tim, setiap anggota memiliki peran yang saling terhubung dan saling memengaruhi. Kekompakan dan koordinasi menjadi kunci utama dalam memastikan keberhasilan acara sebesar International Migrants Day (IMD). Jika satu anggota menghadapi kendala, baik teknis maupun nonteknis, dampaknya akan dirasakan oleh keseluruhan tim, yang pada akhirnya dapat mengganggu kelancaran operasional. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif, kerja sama yang proaktif, dan saling mendukung menjadi elemen penting dalam mewujudkan acara yang sukses.
Memang, konsistensi terhadap jadwal menjadi tantangan tersendiri di tengah padatnya rangkaian acara. Geladi ini awalnya dirancang untuk menuntaskan dua agenda penting (lihat Serial PMI Jilid-1: Gerakan Mumtaz) (lihat Serial PMI Jilid-1: Gerakan Mumtaz) dengan pertimbangan strategis bahwa sebagian besar audiens panitia IMD masih berada di lokasi.
Karena biasanya, situasi berubah mendekati pukul 12.00, karena pada jam tersebut tidak semua panitia dapat dipastikan tetap berada di tempat. Sebagian panitia harus kembali menjalankan kewajibannya, baik di sektor formal maupun informal, yang mengharuskan mereka meninggalkan lokasi. Kondisi ini menjadi tantangan dalam memastikan koordinasi berjalan optimal, mengingat ketersediaan waktu yang terbatas untuk melibatkan semua pihak secara penuh.
The show must go on.
Situasi ini memaksa sekretariat, sebagai motor penggerak tim IMD, untuk menyesuaikan diri dengan realitas yang ada. Geladi harus tetap berjalan meskipun tanpa kehadiran tim secara penuh. The show must go on, terutama dengan kehadiran Bapak Kholid Ibrahim, Atase Tenaga Kerja, yang tetap berada di lokasi dan setia membersamai hingga acara selesai.
Tak hanya hadir, Pak Kholid memanfaatkan momentum ini dengan baik. Beliau membina, menuntun, dan mengarahkan jalannya geladi dengan penuh kesabaran dan ketelitian. Masukan-masukan yang beliau sampaikan tidak hanya relevan, tetapi juga memberikan dorongan semangat yang luar biasa bagi tim. Kehadirannya menjadi katalisator kekompakan, memperkuat koordinasi, dan memberikan energi positif yang sangat dibutuhkan di tengah keterbatasan.
Yang membuat suasana semakin cair adalah kepribadian beliau. Pak Kholid tampil sebagai sosok yang humoris, ramah, dan tidak berjarak. Layaknya seorang teman curhat, beliau mampu menciptakan suasana santai namun tetap fokus pada tujuan. Pendekatan ini membuat seluruh tim merasa didukung dan semakin solid dalam menyelesaikan tugas mereka, menjadikan geladi ini lebih dari sekadar simulasi, tetapi juga momen pembelajaran yang penuh makna.
Fun Games yang Memperkuat Chemistry
Setelah salat Jumat, panitia yang masih memiliki waktu luang kembali ke lokasi untuk melanjutkan agenda berikutnya. Adapun yang tidak dapat melanjutkan, diperkenankan pamit dengan pemberitahuan kepada sekretariat.
Sesi berikutnya diisi dengan fun games untuk membangun kerja sama dan konsentrasi, kali ini dipandu oleh Kang Jenal, Sekretaris Panitia IMD. Permainan yang telah dirancang khusus ini bertujuan memperkuat chemistry antaranggota, menciptakan kebersamaan, dan menumbuhkan semangat baru.
Permainan yang dipilih, meski bukan hal baru, selalu menjadi favorit karena menguji fokus—keterampilan penting dalam kerja tim. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga memberikan energi positif untuk mempersiapkan penyelenggaraan IMD dengan pikiran yang lebih segar dan optimis.
“Sekarang kita akan menguji konsentrasi, ya!” tegas Kang Jenal dengan penuh semangat, membuka sesi permainan. “Barang siapa yang melakukan kesalahan, itu tandanya dia belum fokus. Dan, sebagai hukumannya, wajahnya akan dihias dengan coretan lipstik!” ujarnya sambil tersenyum lebar. Nur Izza dari Divisi Hiburan sigap mengambil peran sebagai eksekutor, siap dengan lipstik di tangan untuk memberikan ‘sentuhan seni’ kepada peserta yang gagal berkonsentrasi.
Uji konsentrasi ini berbentuk perintah sederhana namun penuh jebakan. Peserta diminta mengangkat tangan hanya jika Kang Jenal mengakhiri kalimat dengan kata “IMD.” Sebaliknya, jika tidak ada kode itu di akhir kalimat, peserta harus tetap diam. Kunci permainan ini adalah fokus penuh terhadap detail kecil, yang sering kali terlewatkan ketika suasana mulai cair.
Siapakah yang menjadi korban pertama? Ternyata, yang pertama harus menerima hukuman adalah Teh Deena Sara. Begitu Teh Deena melakukan kesalahan, Nur Izza dengan sigap mengambil lipstik dan mencoret wajah Teh Deena dengan gaya penuh percaya diri. Suasana pun pecah dengan gelak tawa dan sorak riuh dari para peserta, mencairkan suasana sekaligus membawa energi baru.
Tidak hanya Teh Deena, dari pihak laki-laki juga muncul korban berikutnya—sayangnya, nama beliau terlupa di tengah keramaian dan keseruan yang terjadi. Namun, coretan lipstik di wajahnya menjadi simbol semangat kebersamaan, diiringi gelak tawa yang terus menggema, membuat permainan ini menjadi momen yang tak terlupakan bagi semua.
Dan sialnya, aku sendiri akhirnya menjadi korban berikutnya dari permainan ini! Begitu aku melakukan kesalahan, Nur Izza dengan cekatan mencoret wajahku tanpa ampun. Gelak tawa dan cemoohan bercanda dari peserta lainnya pun mengiringi momen itu, membuat wajahku penuh coretan semakin menjadi bahan lelucon. Meski sedikit malu, suasana riang dan tawa bersama ini justru membuat permainan semakin seru dan tak terlupakan.
Dalam diam, aku menyimpan dendam kecil kepada Kang Jenal. “Gimana ya caraku membalas dia? Aku juga ingin dia merasakan ‘kemeriahan’ coretan di wajahnya,” gumamku sambil menunggu kesempatan.
Ternyata, gayung pun bersambut. Di tengah keseruan permainan, Pak Tatang Muhtar—Pembina dan pengarah teknis IMD—mendekat dan berbisik lirih, “Pegang Kang Jenal, ringkus dia, cepat!”
Tanpa pikir panjang, refleksku langsung bergerak. Aku meringkus Kang Jenal dengan sigap, membuat suasana semakin pecah oleh tawa dan sorakan peserta. Saat itu, Mas Rofiq—Koordinator Divisi Pentas dan Hiburan, yang terkenal gendeng, usil, dan selalu mencuri perhatian—langsung maju sebagai eksekutor.
Dengan lipstik di tangan, Mas Rofiq tidak hanya memberikan coretan sederhana, tetapi langsung menghias seluruh wajah Kang Jenal! Mulai dari pipi, dahi, hingga dagu, semuanya penuh dengan “karya seni” yang spontan. Gelak tawa semakin membahana, sementara Kang Jenal hanya bisa pasrah menerima nasibnya.
Akhirnya, dendam kecilku terbalaskan dengan sempurna. Dan, seperti yang sudah diduga, Kang Jenal menjadi pusat perhatian, membawa gelombang keceriaan yang menutup permainan dengan tawa yang tak henti-hentinya.
Laporan Progress yang Santai
Tertawa lepas ternyata benar-benar membawa kebahagiaan dan menyegarkan pikiran. Semua peserta larut dalam suasana penuh canda, seolah lupa sejenak pada kepenatan persiapan acara. Namun, setelah gelak tawa mereda, kelelahan pun akhirnya terasa. Energi yang terkuras dari tawa dan aktivitas intens membuat sebagian besar dari kami berakhir lemas, tetapi dengan hati yang lebih ringan dan semangat yang kembali menyala.
Setelah tawa dan keseruan mereda, suasana berangsur menjadi santai. Para panitia duduk beralas lantai atau mengambil tempat di kursi ruang pertemuan. Dalam kehangatan kebersamaan itu, sesi berlanjut dengan paparan progres dari masing-masing divisi.
Setiap koordinator memaparkan capaian, kendala, dan rencana ke depan dengan gaya santai namun tetap fokus. Pak Kholid, Atase Tenaga Kerja, turut memberikan arahan dan bimbingannya di sela-sela presentasi. Dengan pendekatan yang ramah namun tegas, beliau menyampaikan masukan-masukan strategis yang relevan, membantu tim melihat solusi atas kendala yang dihadapi. Kehadiran beliau menambah motivasi, memperkuat rasa percaya diri, dan memastikan semua berjalan sesuai tujuan.
Diskusi berlangsung ringan, diselingi candaan sesekali, membuat suasana terasa akrab sekaligus produktif. Terutama ketika giliran Pak Aji Teguh yang mempresentasikan progress Divisi PMI Award. Saat beliau memaparkan kriteria nominasi PMI Paling Inspiratif, pertanyaan pun muncul: apakah nominasi ini terbuka untuk semua, termasuk tim panitia IMD?
Kang Jenal, yang tak pernah kehilangan kesempatan untuk mencairkan suasana, langsung memancing dengan usulan agar panitia juga bisa ikut serta tanpa terkecuali, dengan harapan dirinya bisa tercatat dalam nominasi.
Tentu saja, Pak Tatang tidak tinggal diam. Dengan tegas, beliau menyela dan memotong keinginan paradox itu. “Bagaimana mungkin panitia yang menyelenggarakan acara justru ikut dalam nominasi? Ini seperti undian hadiah di bank, ada ketentuan yang jelas: semua pegawai dan keluarganya tidak boleh ikut serta,” jelas Pak Tatang, sambil mengibaratkan situasi tersebut agar lebih mudah dipahami.
Meskipun begitu, Kang Jenal jelas hanya bercanda dan tidak serius melempar isu ini. Ia hanya ingin suasana semakin akrab dan cair, serta memberi sedikit keceriaan dalam diskusi yang sebenarnya cukup serius.
Momen ini menjadi bukti bagaimana kerja sama tim yang solid tidak hanya berakar dari koordinasi yang baik, tetapi juga dari chemistry yang kuat di antara anggota.
Di balik segala keseruan, tawa, dan dinamika yang terjadi dalam persiapan IMD 2024, satu hal yang jelas: semangat kebersamaan dan kerja keras yang terjalin antara semua anggota panitia. Setiap langkah, meskipun penuh tantangan, membawa kami lebih dekat pada tujuan besar, yaitu suksesnya acara IMD yang tidak hanya memberi dampak positif bagi para migran, tetapi juga bagi seluruh tim yang terlibat.
Selamat untuk semua panitia yang telah bekerja keras, dan semoga kita terus menjaga energi positif ini hingga acara selesai. Let’s make it happen!
Author : Ari Mustarinudin18-11-2024 21:45 WAS